Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film Purbalingga   
Home » , » Keramik Kramat Mutiara Yang Terpendam

Keramik Kramat Mutiara Yang Terpendam

Posted by Warta Purbalingga on Sunday, September 21, 2014

http://wartapurbalingga.blogspot.com/
Adalah sebuah desa yang bernama Desa Kramat, yang masuk dalam wilayah Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga dengan Luas Wilayah 278 Ha yang terbagi menjadi 5 kadus. Desa ini merupakan desa yang tertinggal, yang berada jauh diatas/ Pegunungan dengan jarak dari pusat Kecamatan 10 km dan jarak dari Pusat Pemerintahan Kabupaten 30 km. Topografinya pegunungan dan berbukit dengan mata pencaharian utama dari pertanian (sebagai petani). Semula tidak ada yang istimewa  seperti halnya kondisi masyarakat desa miskin  pada umumnya dengan berbagai keterbatasan SDM, dengan berbagai kesulitan ekonomi masyarakat dan masalah klasikal lainnya. Namun tahun 2010 ini PNPM Mandiri Perdesaan telah memberikan harapan, sesuatu yang tidak pernah terbayangkan dan tidak pernah terpikirkan masyarakat telah terjadi disana, bahwa ada suatu potensi luarbiasa yang terpendam dibumi kramat seperti halnya sebuah mutiara yang terpendam.

Asal Muasal 
Bermula dari suatu kejadian yang tidak disengaja, pada tahun 2009 di desa Kramat tepatnya dusun Gembong ada bukit yang longsor karena hujan yang terus menerus. Kebetulan pada saat itu sedang ada  Mahasiswa dari ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta (sedang melaksanakan Program Merti Desa) pada saat sedang berjalan jalan di bukit yang longsor tersebut dia melihat dan mengamati bahwa tekstur dan kondisi tanah yang ada unik dan mirip dengan yang ada di Kasongan, Yogyakarta (Pusat Keramik) maka diambel sampel tanah tersebut dan dibawa ke Yogyakarta . Kemudian sampel tanah tersebut dibawa ke LIPI Jakarta untuk diteliti kandungannya. Hasil penelitian dari LIPI ternyata tanah yang berasal dari desa Kramat  tersebut menurut penemu dari segi tekstur dan kandungannya disimpulkan  memiliki kualitas tinggi dan bagus untuk dijadikan bahan baku keramik. Namun demikian  ada beberapa yang menyangsikan juga apakah mungkin? untuk meyakinkannya maka sampel tanah dari Desa Kramat diujicoba dibakar di Kasongan, Yogyakarta. Dan ternyata berhasil dibakar, tidak pecah. Hal ini disampaikan ke pihak desa. Masyarakat terkaget kaget dan terkesima dengan hasil temuan tersebut, ternyata tanah yang melimpah ruah disekeliling mereka merupakan  satu potensi alam, yang dimiliki mereka dan bisa dijadikan asset desa. Hasil rembug-rembug bapak kepala desa dan pemuka agar potensi ini bisa dimanfaatkan dan dinikmati oleh masyarakat maka perlu diadakan Kegiatan Pelatihan Keramik. Hal ini mendapat respon bagus dari masyarakat. Namun demikian muncul permasalahan bahwa untuk mengadakan kegiatan Pelatihan Keramik memerlukan Biaya yang tinggi untuk pengadaan tungku pembakarannya saja harganya 30 juta lebih belum untuk yang lain-lainnya karena desa/masyarakat tidak punya dana dan tidak bisa melaksanakan secara swadaya. Dan jawaban dari permasalahan tersebut adalah dengan diusulkan melalui PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2010.

Peserta Pelatihan 
Untuk menjaring peserta Pelatihan Keramik dibuka pendaftaran dan informasi secara terbuka. Namun karena pelatihan keramik sendiri membutuhkan seorang yang berbakat seni maka dilakukan seleksi oleh calon pelatih yang berasal dari ISI Yogyakarta. Setiap peserta diberi waktu 10 menit untuk melukis benda yang ada di sekitarnya. Hasil dari seleksi tersebut terpilih 10 orang pemuda yang akan menjadi peserta Pelatihan . Mereka semua adalah pemuda putus sekolah dan pengangguran dan berasal dari golongan RTM. Hasil dari proses Verifikasi PNPM pun 10 orang ini dinyatakan layak mengikuti kegiatan Pelatihan. 

Pelaksanaan Kegiatan 
Hasil Perankingan MAD Prioritas Usulan, dari 22 usulan Non SPP, Usulan Kegiatan Pelatihan Keramik menduduki ranking 4 sehingga desa optimis akan terdanai melalui PNPM MP tahun 2010. Saking semangatnya dan begitu inginnya untuk segera  melaksanakan kegiatan pelatihan maka diawal bulan juli sudah dimulai kegiatan pelatihan keramik (Pra Pelatihan), meskipun belum dilaksanakan MAD Penetapan Usulan. Pendanan Kegiatan Pra pelatihan ini berasal dari swadaya, sedangkan secara resmi kegiatan pelatihan keramik baru dimulai pada tanggal 21 Juli 2010 dengan bertempat di tempat yang sengaja dibangun untuk kegiatan pelatihan dimana dananya merupakan hasil swadaya.  Instruktur kegiatan pelatihan ini berasal dari ISI Yogyakarta. Berdasarkan RAB,  Pelatihan dilaksanakan selama 3 bulan dengan setiap minggu ada 6 hari dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Namun demikian kenyataannya dilaksanakan sampai dengan malam (pkl 22.00 WIB). Semula kami agak mengkhawatirkan apakah dengan jadwal yang begitu Full dari pagi sampai malam hari apalagi selama 3 bulan  tidak akan membuat peserta menjadi jenuh?Namun ternyata mereka semua terlihat “Enjoy”. Metode pembelajarannya  meliputi teori, praktek , dan evaluasi. Untuk praktek  dilaksanakan siang hari sedangkan teori pada malam hari. Pada malam hari semua peserta melalui CD Player diputarkan film tentang materi yang akan dilaksanakan esok hari. setiap peserta untuk mengamati dan merekam dalam memori dan menuangkan imaginasi mereka denagn membuat benda  pada esok harinya. Tentunya dari 10 peserta tidak akan ada yang sama. Setiap 2 minggu sekali dilakukan Evaluasi dimana setiap peserta untuk melakukan presentasi barang yang telah dibuat. Jika hasilnya jelek maka dipecah.

http://wartapurbalingga.blogspot.com/
Pada evaluasi pertama semua hasil dinyatakan jelek sehingga dipecah semua. Ketika paginya penulis mengunjungi kesana ada 1 dus besar puing-puing pecahan kramik….Aduuh sayang sekali .Tapi menurut instrukturnya ini sebagai ajang Uji mental mereka agar tidak cepat puas diri, agar siap menghadapi tantangan dan kendala serta kondisi terburuk yang bisa saja terjadi dan siap menerima kenyataan. Dalam perjalanannya  tidak semulus yang dibayangkan banyak permasalahan dan kendala yang muncul. Kendala yang pertama adalah pembengkakan dana. Berdasarkan RAB, pembakaran untuk tungku menggunakan 2 tabung gas 12 kg dengan harga tabung @ Rp. 400.000,- namun prakteknya harus menggunakan tabung gas 50 Kg dengan harga @ Rp. 1.200.000,- belum untuk pengisian gasnya. Namun ini tidak membuat patah semangat, menurut Pak Kades apapun yang terjadi pelatihan harus jalan terus, desa siap untuk menanggung kekurangan biaya tersebut. Kendala kedua muncul terkait dengan proses pembakaran.

Sempat muncul kekhawatiran dari masyarakat bahkan dari TPK nya sendiri yang menyampaikan kepada kami “Bu, bagaimana kalau nanti saat dibakar pecah semua?” sesuatu yang semula tidak terbersit di pikiran kami sebetulnya. Namun akhirnya jadi pikiran juga, ya, ya bagaiman kalau itu terjadi? Ketika kami tanyakan ke pelatihnya jawabanya sangat simple dan membuat kami tersenyum simpul “Bu…Bu…santé mawon!………tapi memang demikian kenyatannya ketika pembakaran pertama saat itu kami sedang mengikuti pelatihan Penyegaran FK/FT, malam hari Ketua TPK sms “Bu, barang sudah dibakar, tidak pecah dan hasilnya joss!! “. Dan memang hasilnya luar biasa.. (menurut kami) bagus, berkelas, dan memiliki nilai seni. Dua kendala besar sudah terlewati, bukan berarti terus muluuuus,… muncul kendala ketiga. Dana dari PNPM hanya membiayai satu kali pengisian gas padahal barang mentah masih banyak yang belum dibakar,produksi belum begitu banyak sedangkan proses pelatihan baru setengah jalan. Keputusannya??…Produk Hasil pelatihan harus mulai dipasarkan, sehingga hasil penjualannya bisa untuk membeli isi gas dan bias produksi lagi.

Namun kemudian muncul permasalahan lagi bagaimana cara memasarkannya? kemana? Lewat Apa ?…..satu hal yang bisa dilakukan adalah lewat pameran produk kerajinan, selain pemasaran secara langsung denagn menyebarkan catalog. Untuk itu dari peserta pelatihan dibentuk tim/struktur ada bagian humas, bagian pemasaran, bagian produksi, bagian pembentukan dan bagian pembakaran. Agar lebih memudahkan dalam memasarkan dan mudah diingat Kelompok ini dinamakan “Damar Aji” yang  artinya sesuatu yang sangat berharga dan sebagai penerang bagi masyarakat Desa Kramat.

Kami mencoba membantu mencarikan jalan, lewat Bapermas (Badan Pemberdayaan Masyarakat) Kab Purbalingga   menghubungkan dengan Dekranasda (yang ada pada bagian Perekonomian, kantor Setda kab Purbalingga). Dari Dekranasda memberikan ruang untuk mengisi outlet yang ada di Owabong (Tempat Wisata Air di Purbalingga) sebagai tempat pemasaran serta Tempat Wisata Aquarium Raksasa,Purbayasa, Purbalingga.

Berbagai produk keramik telah banyak dihasilkan baik benda fungsional maupun Souvenir seperti Guci (dari ukuran kecil sampai besar), asbak, teko, gelas, mangkuk, dan berbagai Souvenir.

Suatu kegiatan yang dimulai dari nol, sebagai embrio, telah muncul. Mutiara yang terpendam di bumi Kramat telah ditemukan, desa punya suatu potensi yang bisa dikembangkan terus dan terus sehingga bisa menjadi mata pencaharian, memberikan peluang kerja, sekaligus penghasilan bagi masyarakat. Inilah wujud nyata, dari PNPM Mandiri Perdesaan lah yang telah mengawali , membukakan  cakrawala baru bagi masyarakat desa Kramat, sekaligus pencerahan untuk kehidupan yang lebih baik mendatang.

Agar mereka bisa berbangga, agar mereka bisa tersenyum, menapak ke depan dengan mata pencaharian yang baru. Salam SI KOMPAK !!!!!!!!!!…………………

Emmy Indriawati/FK Kec Karangmoncol Kab. Purbalingga Jateng


DAMAR AJI

Rumah kerajinan dan Keramik

Desa Kramat, Karangmoncol,

Purbalingga – Jawa Tengah



Sumber :http://pnpmmppurbalingga.wordpress.com/2012/02/28/keramik-kramat-mutiara-yang-terpendam/attachment/21/

SHARE :
CB Blogger

Post a Comment

 
Copyright © 2014 Warta Purbalingga. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger